Zaman Mesolitikum atau
zaman batu madya adalah periode peralihan atau di antara zaman Paleolitikum dan
Neolitikum. Pada zaman ini, cara hidup manusia masih hampir sama dengan zaman
Paleolitikum, yaitu berburu dan menangkap ikan. Namun, pada zaman Mesolitikum
pula, manusia sudah mempunyai tempat tinggal tetap dan sudah memulai bercocok
tanam meskipun masih sangat sederhana. Perkembangan manusia dan kebudayaan pada
era ini berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan zaman sebelumnya karena
didukung oleh manusia jenis Homo Sapiens (manusia cerdas). Alat-alat yang
digunakan pada zaman Paleolitikum masih digunkan di zaman ini dan bahkan
dikembangkan dan dihaluskan. Berikut adalah beberapa penginggalan zaman
Mesolitikum di Indonesia :
- Kebudayaan Pebble (Pebble Culture)
a. Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)

b. Pebble (kapak genggam Sumatera)

c. Hachecourt (kapak pendek)
Selain pebble yang diketemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan hachecourt/kapak pendek.
Selain pebble yang diketemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan hachecourt/kapak pendek.
d. Pipisan

2. Kebudayaan Tulang dari Sampung
(Sampung Bone Culture)
Berdasarkan alat-alat kehidupan yang ditemukan di goa
lawa di Sampung (daerah Ponorogo - Madiun Jawa Timur) tahun 1928 - 1931,
ditemukan alat-alat dari batu seperti ujung panah dan flakes, kapak yang sudah
diasah, alat dari tulang, tanduk rusa, dan juga alat-alat dari perunggu dan
besi. Oleh para arkeolog bagian terbesar dari alat-alat yang ditemukan itu
adalah tulang, sehingga disebut sebagai Sampung Bone Culture.
3.Kebudayan Toala (Flake Culture)
Dua orang
peneliti dari Swiss yaitu Fritz Sarasin dan Paul Sarasin, pada tahun 1893-1896
mengadakan penelitian di Gua Lamoncong, Sulawesi Selatan. Gua-gua tersebut
masih didiami suku bangsa Toala. Mereka berdua berhasil menemukan alat-alat
serpih (flake), mata panah bergerigi dan alat-alat lain dari tulang. Berdasarkan
alat-alat yang ditemukan Van Stein Callenfeils memastikan bahwa kebudayaan
Toala tersebut merupakan kebudayaan mesolitikum. Alat-alat yang menyerupai alat
kebudayaan Toala juga ditemukan di NTT, yaitu Flores, Roti, dan Timor.
Sedangkan di daerah Priangan, Bandung ditemukan flake yang terbuat dari
obsidian (batu hitam yang indah).
No comments:
Post a Comment