Tuesday 20 January 2015

Zaman Besi



Zaman Besi adalah zaman yang didalamnya besi menjadi bahan utama dalam pembuatan alat-alat dan senjata. Zaman ini merupaka zaman terakhir dari zaman utama. Pada zaman ini, manusia sudah dapat meleburkan biji besi dan membuatnya menjadi alat-alat atau senjata. Alat-alat yang digunakan pun dinilai paling sempurna dari alat-alat pada zaman sebelumnya. Namun, karena banyak alat yang sudah rusak sehingga peninggalan yang ditemukan hanya sedikit dibandingkan peninggalan zaman-zaman sebelumnya. Berikut adalah peninggalan dari zaman besi :

1. Mata Panah
Mata panah merupakan salah satu alat berburu pada zaman tersebut. Perkembangan mata panah pun memang terjadi seiring dengan budaya yang mengikutinya. Awalnya, mata panah dibuat dengan meruncingkan kayu menggunakan tulang. Batu kemudian pada zaman di mana besi telah bisa diolah buat dijadikan peralatan serta senjata , maka dibuat pula mata panah tersebut. Tentu saja hasilnya akan lebih baik dan awet jika dibanding dengan bahan standar sebelumnya. Alat ini sering dipakai buat menangkap ikan ataupun berburu hewan-hewan lainnya. Mata panah ini banyak ditemukan di gua-gua dekat sungai

2. Perhiasan
Selain peralatan berburu, besi pada zaman tersebut juga dibuat sebagai perhiasan. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyak ditemukannya perhiasan yang diperkirakan oleh para peneliti dibuat pada Zaman Besi. Perhiasan seperti gelang dan manik-manik merupakan peninggalan pada Zaman Besi yang banyak ditemukan.

3. Mata Pisau
Mata pisau ini bisa digunakan sebagai pertahanan diri dari binatang buas . Selain digunakan sebagai alat untuk melindungi diri, mata pisau juga dijadikan sebagai alat buat mengumpulkan makanan. Bahan makanan dari hasil buruan maupun tanaman sekitarnya bisa dikumpulkan menggunakan mata pisau ini. Tentu dengan ditemukannya alat tersebut, akan memudahkan manusia untuk mengolah makanannya. Alatnya tak terlalu besar seperti kapak, hanya tipis dan kecil, sehingga praktis digunakan.

4. Mata Sabit
Besi juga dapat dibuat sebagai mata sabit. Mata sabit ditemukan pada zaman besi diduga digunakan untuk menyabit tumbuhan. Kegunaannya hampir sama dengan mata pisau. Alat ini hanya sedikit besar dibanding dengan mata pisau. Sampai saat ini, sabit masih digunakan sebagai alat pertanian.

5. Mata Pedang
Pedang pertama kali diperkirakan dipakai oleh bangsa Hittie, Myceania, Yunani, dan Proto-Celtit Halstatt. Besi pada waktu itu memang tersedia dalam jumlah yang banyak. Tidak heran jika manusia yang mulai berkembang akal pikirannya mengubah biji besi menjadi peralatan perang dari besi. Pembuatan pedang awalnya memiliki kualitas yang sangat buruk.
Setelah melakukan beberapa penelitian, maka ditemukanlah campuran pembuatan pedang besi agar tak mudah ringkih dan lunak. Karbon merupakan bahan tambahan nan dipercaya akan membuat besi menghasilkan pedang dengan kualitas bagus. Saat ini, besi campuran karbon tersebut dikenal dengan besi baja. Pada zaman ini pula, ditemukan bagaimana pola membuat pedang .

6. Perisai Perunggu
Perisai perunggu ini diyakini merupakan peninggalan pada zaman besi. Keberadaan perisai ini diyakini dibuat pada 300 SM. Perisai yang diyakini merupakan perhiasan peninggalan bangsa Kelt ini pertama kali ditemukan dilapisi dengan kerangka kayu di Sungai Witham di dekat Lincoln, Inggris.
Batu karang dari kawasan Mediterania serta potongan kulit babi hutan juga menghiasi bagian belakang perisai ini. Hal tersebut menandakan bahwa perisai ini merupakan barang berharga di zaman pembuatannya. Hal tersebut bisa dilihat dari penyimpanan nan begitu rapi. Perisai ini kemudian dikenal dengan nama The Witham Shield.

Zaman Perunggu



Zaman Perunggu adalah zaman dimana manusia sudah mulai berkembang. Mereka sudah dapat mencampur tembaga dengan timah yang kemudian diolah dan dibuat sebuah alat sedemikian rupa. Zaman ini berada diantara zaman batu dan zaman besi. Manusia pendukung pada zaman ini adalah bangsa Deuteuro Melayu (Melayu Muda) yang membawa kebudayaan Dongson. Oleh sebab itu, zaman ini banyak dipengaruhi oleh bangsa Dongson dari Cina. Pada zaman ini, banyak sekali alat yang terbuat dari perunggu. Berikut diantaranya :

1. Nekara


Nekara adalah semacam berumbung dari perunggu yang mempunyai pegangan di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup. Nekara mirip dengan dandang (gendang) yang ditelungkupkan. Nekara digunakan sebagai alat dalam kegiatan upacara yang berfungsi sebagai genderang. Nekara banyak ditemukan di Indonesia khususnya Bali, Bima, Sumbawa, Pulau Alor, Pulau Jawa, Flores, Maluku, dll.



2. Kapak Corong

Kapak corong adalah benda dari perunggu yang mempunyai pangkal seperti ekor burung sriti dan bagian tengahnya berongga. Bagian tengah tersebut digunakan untuk menempatkan gagang. Kapak corong banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi, Flores, Banda, dll.







3. Arca Perunggu

Arca perunggu yang berkembang memiliki bentuk yang beraneka ragam, seperti bentuk manusia dan binatang. Pada umumnya arca perunggu berukuran kecil dan dilengkapi cincin di bagian atasnya yang berfungsi untuk menggantungkan arca. Arca ini biasa digunakan sebagai liontin kalung. Arca perunggu banyak ditemukan di Riau, Palembang, Malang, dan Bogor.



4. Bejana Perunggu

Bejana perunggu hanya ditemukan dua buah di Indonesia yaitu di Sumatra dan Madura. Bejana perunggu berbentuk bulat panjang. Bejana ini dibuat dari dua lempengan perunggu yang cembung. Bejana yang ditemukan di Kerinci (Sumatra) berukuran panjang 50,8 cm dengan lebar 37 cm. Sementara yang ditemukan di Asemjarang, Sampang (Madura) mempunya ukuran tinggi 90 cm dan lebar 54 cm.







5. Perhiasan Perunggu

Perhiasan perunggu adalah perhiasan yang sangat populer pada zaman perunggu, baik dari golongan atas maupun bawah. Perhiasan tersebut berupa anting, giwang, kalung, gelang kaki, dll.

Zaman Tembaga

Zaman Tembaga tidak melewati Indonesia. Sebab tidak ada bukti peninggalan yang ditemukan sampai saat ini.

Zaman Megalitikum



Zaman Megalitikum adalah zaman batu besar. Mega berarti besar dan lithos berarti batu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme merupakan kepercayaan terhadap roh nenek moyang (leluhur) yang mendiami benda-benda, seperti pohon, batu, sungai, gunung, senjata tajam. Sedangkan dinamisme adalah bentuk kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan atau tenaga gaib. Manusia yang hidup pada zaman ini diperkirakan adalah suku dayak ras Proto Melau dan bangsa Deutero Melayu. Zaman ini terkenal dengan peninggalan bangunan besar yang terbuat dari batu. Bangunan ini ada yang berfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang atau sebagainya. Berikut adalah peninggalan-peninggalan kebudayaan zaman Megalitikum :

1. Sarkofagus
Sejenis kubur batu tetapi memiliki tutup di atasnya, biasanya antara wadah dan tutup berukuran sama. Pada dinding muka sarkofagus biasanya diberi ukiran manusia atau binatang yang dianggap memiliki kekuatan magis.
Sarkofagus sering disimpan di atas tanah oleh karena itu sarkofagus seringkali diukir, dihias dan dibuat dengan teliti. Beberapa dibuat untuk dapat berdiri sendiri, sebagai bagian dari sebuah makam atau beberapa makam sementara beberapa yang lain dimaksudkan untuk disimpan di ruang bawah tanah. 
2. Punden berundak
Punden berundak merupakan bangunan yang di susun secara bertingkat-tingkat yang di maksudkan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang, bangunan ini kemudian menjadi konsep dasar bangunan candi pada masa hindu-buddha. Persebarannya tercatat di kawasan Nusantara sampai Polinesia, meskipun di kawasan Polinesia tidak selalu berupa undakan, dalam struktur yang dikenal sebagai marae oleh orang Maori. Masuknya agama-agama dari luar sempat melunturkan praktik pembuatan punden berundak pada beberapa tempat di Nusantara, tetapi terdapat petunjuk adanya adopsi unsur asli ini pada bangunan-bangunan dari periode sejarah berikutnya, seperti terlihat pada Candi Borobudur, Candi Ceto, dan Kompleks Pemakaman Raja-raja Mataram di Imogiri.

3. Menhir
Batu tegak ini berupa media penghormatan dan sekaligus lambang bagi orang-orang yang sudah meninggal. Menhir adalah batu yang serupa dengan dolmen dan cromlech, merupakan batuan dari periode Neolitikum yang umum ditemukan di Perancis, Inggris, Irlandia, Spanyol dan Italia. Batu-batu ini dinamakan juga megalith (batu besar) dikarenakan ukurannya. Para arkeolog mempercayai bahwa situs ini digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penyembahan arwah nenek moyang.

4. Waruga
Waruga adalah kubur atau makam leluhur orang Minahasa yang terbuat dari batu dan terdiri dari dua bagian dan tidak memiliki tutup. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang.





5. Dolmen
Dolmen merupakan bangunan megalitik yang memiliki banyak bentuk dan fungsi, sebagai pelinggih roh atau tempat sesaji pada saat upacara. Dolmen biasanya di letakan di tempat-tempat yang dianggap keramat, atau di tempat pelaksanaan upacara yang ada hubungannya dengan pemujaan kepada roh leluhur.
Dolmen adalah sebuah meja yang terbuat dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Sedangkan di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Hal ini menunjukan kalau masyarakat pada masa itu meyakini akan adanya sebuah hubungan antara yang sudah meninggal dengan yang masih hidup, mereka percaya bahwa apabila terjadi hubungan yang baik akan menghasilkan keharmonisan dan keselarasan bagi kedua belah pihak.
 
6. Kubur batu
Bentuknya mirip seperti kuburan yang biasa kita lihat sekarang, umumnya tersusun dari batu yang terdiri dari dua sisi panjang dan dua sisi lebar. Sebagian besar kubur batu yang di temukan terletak membujur dari arah timur ke barat. Fungsi dari kubur batu sendiri sebagai tempat penguburan (stonecists) bagi orang-orang yang dihormati di lingkungan masyarakat yang hidup pada masa megalit. Kubur batu ini sudah dilakukan pengamanan dengan cara diberi pagar keliling yang terbuat dari kayu dengan ukuran panjang 5,50 meter dan lebar 5 meter. Sedang bagian atas di beri cungkup seng dengan tiang penyangga dari kayu dan pondasi semen.

7. Arca batu
Arca batu banyak di temukan di beberapa tempat di wilayah indonesia, diantaranya pasemah, Sumatra Selatan dan Sulawesi Tenggara. Bentuknya dapat menyerupai binatang atau manusia dengan ciri Negrito. Di Pasemah ditemukan arca yang dinamakan Batu Gajah, yaitu sebongkah batu besar berbentuk bulat diatasnya terdapat pahatan wajah manusia yang mungkin merupakan perwujudan dari nenek moyang yang menjadi objek pemujaan.