Sunday 8 February 2015

TEORI MASUKNYA HINDU-BUDHA KE INDONESIA



Agama Hindu-Budha yang kini ada di Indonesia tidak begitu saja muncul dari Indonesia. Pasti da yang membawa ajaran tersebut. Agama Hindu-Budha berasal dari India. Proses masuknya agama Hindu-Budha merupakan proses yang cukup panjang. Banyak pendapat mengenai teori masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia. Teori-teori tersebut sesungguhnya dapat dikelompokkan menjadi dua. Yang pertama yaitu bahwa agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia dengan peranan aktif dari orang-orang India. Sedangkan yang kedua yaitu bahwa agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia dengan peranan aktif orang-orang Indonesia dalam menyebarkan agama Hindu-Budha di Indonesia. Berikut adalah empat teori yang mendasari masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia.
1.       Teori Brahmana
Teori ini dikemukakan oleh Jc Van Leur. Ia mengatakan bahwa agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia dengan dibawa oleh para Brahmana atau golongan agama yang diundang oleh penguasa yang berada di Indonesia. Pendapat ini didasarkan pada pengamatan sisa-sisa peninggalan Hindu-Budha di Indonesia. Terutama pada prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Di india sendiri, bahasa itu digunakan dalam kitab suci dan digunakan untuk upacara keagamaan yang dimana hanya para Brahmanalah yang mengetahui dan mengerti bahasa itu. Hal ini membuktikan bahwa hanya kasta Brahmanalah yang memahami betul tentang agama Hindu dan hanya para Brahmanalah yang dapat menyebarkan agama Hindu ke Indonesia. Teori ini menggunakan jalur sutra.
2.       Teori Ksatria
Teori ini berpendapat bahwa Hindu-Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh golongan Ksatria. Berikut ini adalah para pendukung teori Ksatria:
a.       C.C. Berg berpendapat bahwa kebudayaan Hindu-Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh para golongan Ksatria. Para Ksatria dari India ini dikabarkan terlibat konflik dalam perebutan kekuasaan di Indonesia. Para Ksatria membantu salah satu pihak yang bertikai. Hingga pada akhirnya pihak yang dibantu oleh Ksatria memenangkan pertikaian tersebut. Sebagai hadiah, para Ksatria dinikahkan oleh putri dari kepala suku atau kelompok pihak yang dibantunya tadi. Oleh karena itu, para Ksatria dengan mudahnya menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di kerajaan Indonesia.
b.      Mookerji berpendapat bahwa pengaruh kebudayaan Hindu-Budah di Indonesia dibawa oleh golongan Ksatria yang kemudian membangun koloni-koloni di Indonesia yang kemudian menjadi kerajaan.
c.       J.L. Moens menerangkan bahwa proses terbentuknya kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada abad ke-5 memiliki kaitan dengan situasi yang terjadi di India pada saat itu. Di India selatan, diketahui di antara para keluarga kerajaan ada yang melarikan diri ke Indonesia etika kerajaannya mengalami kehancuran. Setelah itu mereka membuat kerajaan di Indonesia.
3.       Teori Waisya
Teori ini dikemukakan oleh seorang tokoh, yaitu N.J. Krom. Ia menyatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia dibawa oleh para Waisya atau pedagang. Para pedagang yang telah mengenal agama Hindu-Budha terlebih dahulu datang ke Indonesia untuk berdagang sekaligus untuk menyebarkan Hindu-Budha di Indonesia. Karena pelayaran pada waktu itu bergantung pada angin musim, maka dalam waktu tertentu mereka menetap di Indonesia. Selama menetap di Indonesia, para pedagang menikah dengan wanita-wanita pribumi. Dari perkawinan inilah, kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia dapat menyebar. Jalur yang digunakan dalam teori ini adalah jalur keramik, yaitu dari India menuju Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, kemudian ke Indonesia
4.       Teori Arus Balik
Teori Arus Balik didukung oleh F.D.K Bosch. Ia menjelaskan bahwa kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia disebarkan oleh orang Indonesianya sendiri. Menurutnya, orang India datang pertama kali ke Indonesia dengan semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Karenanya, ada beberapa orang Indonesia yang tertarik akan hal tiu. Mereka yang tertarik pergi ke India untuk berziarah dan belajar lebih lanjut tentang Hindu-Budha. Setelah mereka belajar, mereka kembali lagi ke Indonesia dan menyebarkannya kepada masyarakat di Indonesia.