Thursday, 20 August 2015

TOKOH : ABDULKADIR WIDJOJOATMOJO & SULTAN HAMID II

Ini adalah dua tokoh Indonesia yang memilih Belanda dalam mewakili penandatanganan suatu perundingan.
Abdulkadir Widjojoatmojo
Sosok berdarah Belanda-Indonesia ini lahir di Salatiga, 18 Desember 1904.
Ia pernah mengeyam pendidikan di Universitas Leiden, Belanda. Kemudian bekerja bertahun-tahun di sana. Juga menjadi kedutaan besar Belanda di Jeddah dan pernah menjadi wakil konsul di Mekkah.
Pada akhir tahun 1947, dia menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang diutus sebagai delegasi Belanda dalam menegosiasikan kemerdekaan Indonesia. Lalu, apa yang menarik dari tokoh ini?
Abdulkadir Widjojoatmojo bersama istrinya
Dalam peristiwa perundingan Renville, Abdulkadir ini menjadi delegasi Belanda dan menandatangani perjanjian ini mewakili pihak Belanda.
Mengapa ia memihak kepada Belanda? Bukankah ia seorang Indonesia?
Yang membuatnya memihak terhadap Belanda ialah hubungan kedekatannya terhadap negeri Belanda itu sendiri. Bertahun-tahun ia berada di sana. Dan juga ia seorang yang berpangkat Kolonel di KNIL ditambah dengan statusnya sebagai kepala NICA (Netherlands Indies Civil Administration).
Abdulkadir meninggal di Den Haag tanggal 24 Desember 1992 disaat usia 88 tahun.
Sultan Hamid II
Lahir di Pontianak, 12 Juli 1913 sebagai putra Sultan Pontianak, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Beliau memiliki nama asli Syarif Abdul Hamid Alkadrie. Seorang blasteran Arab-Indonesia ini terkenal sebagai perancang lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Ia pernah menempuh pendidikan KMA (Koninklijke Militaire Academie) di Breda, Belanda hingga meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda. Ia menikahi seorang gadis Belanda.
Sultan AbdulHamid
Ia menggantikan posisi ayahnya pada tanggal 29 Oktober 1945 akibat agresi Jepang sebagai Sultan Pontianak. Ia menjadi orang dengan jabatan penting dan selalu mengikuti perundingan-perundingan besar. Salah satunya ialah KMB. Beliau merupakan perwakilan BFO (Bijeenkomst Voor Federaal Overleg) di KMB di Den Haag.


sumber :
http://www.lenteratimur.com/sultan-hamid-ii-meneroka-akar-perkara-makar/ 

No comments:

Post a Comment